Quote:
Spoiler for Kasus:
Ada yang tidak percaya diri dengan wajah jeleknya, dengan tingkat kecerdasannya yang merasa kurang, dan lain sebegainya. Intinya jika merasa tidak percaya diri kemudian ingin ikut berperan dalam kehidupan di sosial media banyak aktifitas dan inovasinya menutupi ketidakpercayadiriannya itu.
Quote:
1. Tidak percaya diri pada wajah dan penampilan
Spoiler for Apa yang sebenarnya terjadi:
Sebagian besar merasa kurang percaya diri terhadap wajah yang telah Tuhan ciptakan. Ingin gagah dan cantik seperti idonya, artis korea mislanya. Maka, ketika bersosial media akan memajang foto duplikasi wajah dan pemampilan artis tersebut.
Jika melakukan pendekatan untuk sebuah hubungan, kebiasaan seperti itu pasti selalu mengalami kegagaln pada tahapan keseriusan. Atau ketika hubungan mengarah pada tingkat pacaran. Belum lagi jadian, atau menjelang ke tingkat perkimpoian sudah hancur lebur atas kebohongan indentitas berupa foto profil artis.
Jika diminta untuk menunjukkan jati diri sebenarnya, selalu memiliki alasan menghindar. Nah, ketika jalan menghindar tidak bisa dilaakukana lagi, dengan susah payah mencari foto-foto identitas artis atau orang yang dijadikan samaran. Hanya untuk membuat orang lain percaya. Akhirnyaa tetap akan berakhir dengan kegagalan.
Quote:
2. Tidak percaya diri pada nama dan panggilan
Spoiler for Apa yang sebenarnya terjadi:
Mereka yang tidak memiliki rasa percaya diri terhadap nama asli yang telah diberikan oleh orang tua mereka, selalu menggunakan nama samara yang sebagian besar sulit dicerna oleh akal sehat. Misalnya namaanya sebenarnya indah, Siti Zubaidah. Nama indah dan keren jika panggilannya adalah "Zuba" kalau sekiranya nama "Siti" kurang populer. Apalagi "Baidah" ppasti mereka akan sangat merasa nama itu nama kampungan. Tidak cocok untuk nama sebuah akun media sosial.
Quote:
3. Tidak Percaya Pada Kemampuan Literasi
Spoiler for apa sebenarnya yang terjadi:
Interaksi di media sosial berisi tentang literasi, disamping hal lain, menulis status adalah sebuah bentuk lain dari literasi. Mengomentari status orang lain juga kegiatan literasi. Atau dengan bahasa bebas, mengunggah foto kegiatan juga merupakan tindakan literasi, atau video juga termasuk dalam sebuah literasi.
Bagi mereka yang kuran grasa percaya dirinya, sering menggunakan untaian kata-kata yang telah terpajang di status media sosial, dengan cara salin ulang, atau sepenuhnya menyontek status media sosial temannya atau orang yang tidak dikenal.
Jika dirasa baik dan menyentuh, apa pun akan dia posting meskipun hanya contekan dari orang yang tidak jelas. Dan yang paling kentara dari kurang percaya diri itu adalah ketika menyalin kalimat panjang berupa cerita atau kata-kata mutiara. Sebenarnya merasa bangga karena sudah menemukan tulisan yang indah untuk dibaca. Hingga tidak menyangka, yang membaca tulisan tersebut adalah yang pertama kali menulisnya.
Quote:
4. Tidak percaya diri atas status sosial
Spoiler for Apa yang sebenarnya terjadi:
Banyak yang merasa status sosial adalah segalanya di sosial media. Merasa bahwa dengan status sosial berupa kekayaan, pendidikan akan membawa efek positif dalam menjalis hubungan di sosial media. Eskistensi kita di sosial media tergantung banyak asfek. Tidak hanya pada status sosial dan mentereng saja.
Alih-alih ingin agar terlihat memilikii status sosial yang tinggi, semua profil dan lain-lainnya dipalsukan. Akibatnya pasti akan sangat merugikan yang bersangkutan.
Orang semacam ini rela bermalaman, hanya untuk mencari media sosial orang lain guna menyalin segala kegiatan yang nantinya akan dipamerkan pada teman-teman di sosial medianya. Jadi selain merugikan juga membuat kita capek terhadap segalanya. Hanya demi menjadi yang terbaik, lupa kekurangnan yang ada.
Quote:
Oleh karena itu, yang paling mudah adalah belajarlah bersyukur dengan segala yang telah kita miliki. Dengan wajah dan bentuk tubuh yang ada, jika kita benar menggunakannya tetap akan mendapat perhatian dari teman-teman di sosial media.
Jika benar kurang mahir dalam literasi, jangan sungkan-sungkan bertanya dan belajar untuk meningkatkan literasi kita. Minimal ketika menulis status di media sosial adalah status asli yang kita tulis dengan pikiran kita sendiri.
Terakhir, jika memang benar status sosial kita tidak sama dengan yang lain jangan berkecil hati, apa pun status sosial kita, pasti akan diterima pada komunitas dengan status sosial yang sama dengan kita.
Quote:
Belajarlah bersyukur apa adanya, dan jujur mengakui sesuatu yang belum kita bisa.