Berkembangnya dunia teknologi, semakin mempermudah komunikasi di antara kita semua. Jarak beribu kilometer pun seolah lebur dengan adanya media sosial seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya.
Media sosial dimanfaatkan mulai dari tempat mengais rezeki, wadah berekspresi, menimba ilmu, hingga ajang mencari jodoh. Kalau agan atau sista sendiri menggunakan media sosial sebagai apa?
Saya pribadi mulai mengenal media sosial sejak duduk di bangku SMA. Saat itu baru Facebook yang kukenal. List pertemanan pun baru seputar teman-teman satu sekolah. Seiring berjalannya waktu, melalui aplikasi ini, aku pun mulai mengenal teman dari berbagai daerah.
Beragam tipe dan karakter orang bisa kita temui melalui media sosial ini. Bisa bercakap langsung meski terpisah jarak ribuan kilometer. Nah, untuk istilah pacaran online sendiri, siapa sih yang tak kenal istilah ini?
Entah sejak kapan fenomena pacaran online ini mulai merebak, siapa yang mempopulerkannya. Dari berbagai pengalaman yang ada, entah itu pengalaman teman dekat maupun orang lain, pacaran model seperti ini berawal dari saling berbalas komen.
Dari komenan, berujung pada chat inbox. Lambat laun mulai merasa nyaman, dan akhirnya, taraaa ... pacaran online pun terjadi. Jadian lewat media sosial, meski belum pernah bertatap muka secara langsung di kehidupan nyata.
Meski hanya sebatas maya, tapi apa yang kita rasakan itu nyata. Jatuh cinta hingga patah hati pun terasa begitu real. Menyesakkan. Tak jarang, dua insan yang tadinya berteman, lantas menjalin hubungan pacaran online ini, begitu putus langsung saling memblokir akun mantan pasangannya.
Selain fenomena pacaran online, akun media sosial pun kerap disalahgunakan sebagai ajang untuk saling menjatuhkan rivalnya, entah itu dalam dunia bisnis maupun politik.
Tak sedikit pula yang menyalahgunakan media sosial sebagai alat untuk menipu orang lain guna menguntungkan diri sendiri. Meski tak dipungkiri, masih banyak juga orang-orang yang jujur dalam bermedia sosial ini.
Alangkah baiknya jika mulai sekarang kita bisa lebih bijak lagi dalam bermedia sosial. Jangan hanya karena mengikuti sesuatu yang tengah viral, kita ikut terperosok ke dalam perbuatan yang tidak baik.
[Jaga izzah di mana pun kau berada, meski itu hanya dalam dunia maya.]
Terima kasih buat agan dan sista yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan recehku ini.
Haz
Pemalang, 23 Maret 2019